Terlalu merahkah warnaku ?
Hingga manusia melambangkan cinta untuk tiap tangkaiku.
Terlalu harumkah aromaku ?
Hingga cinta harus seharum aromaku.
Tak memohon aku untuk menjadi mawar.
Tak mengharap aku ketika mahkota keindahan disematkan dalam tiap kelopakku.
Hingga kesempurnaan menjadi kembaranku,
yang harus seiring sejalan dalam tiap mekarku.
Dan kala aku bercermin pada cermin yang retak,
terpantul satu sisiku yang selama ini tersembunyi.
Sedetik itu jua aku paham akan ketaksempurnaan.
Melalui kepalan tangan manusia yang menggenggamku,
setetes demi setetes darah mengalir,
begitu merah seperti diriku.
Pedih dan perih.
Tak berhati-hati,
duriku telah menancapkan arti lain untuk definisi cinta ......
Sungguh,
demi tak menatap manusia yang tertancap duriku......
aku enggan menjadi mawar .....
0 komentar:
Posting Komentar