PROMISE

Dewi Malam itu berjanji pada Mentari

TEMAN WANITA

Untuk Teman Wanita-Ku

KISAH DIA dan DIA

Anginpun menjadi pembawa berita

BUAH DARI HATI

Aku butuh senandungmu sebagai pengantar mimpi

Kertas Folio itu mulai Bermakna .........

20 tahun lalu.......... saat perang AS-Irak menjadi berita utama di dunia ....
Ayahku datang memberiku selembar kertas folio yang dibelinya dari sebuah warung. Aku yang sedang belajar, bingung menatap lembaran kertas kosong tak bermakna itu. Dia hanya berkata singkat sambil tersenyum, "Tulis.........".
Dan malam itu, di tengah hujan yang turun, melalui siraman airnya yang menetes di jendela kamarku, tangan kecilku menorehkan ratusan kata yang saling merangkai. Menciptakan sebuah asa seorang gadis kecil untuk dunianya kelak. Kala itu, hadir melalui bingkai jendela kamarku, sebuah dunia ciptaanku. Di mana kejujuran menjadi jubahnya, damai menjadi nafasnya, dan cinta kasih menjadi jiwanya. Maka raga yang tercipta adalah raga yang tak kenal dengan kata perang .......
Tepat pagi harinya, aku berikan lembaran folio yang telah telah berkisah itu kepada Ayahku. Dia berkata dengan logat sumatranya yang kental "Kagek papa nak kirim ini ke koran kompas, siapo tau dimuat....". Dan hari2 berikutnya aku isi dengan harap cemas, menunggu kapan tulisanku itu akan dimuat dalam surat kabar terbesar itu. Tiap hari aku menunggu Pak Tua (tukang koran langgananku), menjemputnya tepat di depan pagar. Tapi tak jua tulisan itu muncul. Penuh tanda tanya, tapi aku tak pernah menanyakan mengapa kepada Ayahku. Ayahku pun tak pernah berucap memberi jawab untuk pertanyaan yang tak pernah kutanyakan itu. Maka rasa penasaranku itu aku terbitkan kembali dalam ratusan kata yang aku goreskan kembali dalam lembar2 folio. Goresan kisah itu terus berkembang menjadi kisah hidup manusia yang begitu kompleks. Mataku melihat, hatiku tergerak, dan tanganku menulis. Detik, menit, jam,........ terus mengantarku pada masa berikutnya .....
Hari-hariku kulalui dengan seragam putih biru, putih abu2, dan masa kuliah. Sahabat silih berganti, karena aku harus mengikuti jejak Ayah yang berpindah2 tugas dari satu kota ke kota lain. Merasakan sedih dan kehilangan sahabat karena jarak, menjadikan aku lebih memahami makna persahabatan. Merasakan jatuh cinta (monyet .....) menjadikan aku untuk memahami bahwa cinta adalah benih. Ragaku pun terus berkembang. Ingin tampil cantik seperti gadis2 seusiaku, ingin mencintai dan dicintai. Semua berubah. Semua berevolusi. Hanya satu yang tak pernah aku temui, dunia ciptaanku ........
Kala ini, setelah 20 tahun itu berlalu ........
Aku membukakan pintu pagar ketika Ayahku datang berkunjung. Tampak begitu tua dan rapuh. Putih menjadi penghias rambutnya. Keriput menjadi penghias kulitnya. Aku menemaninya untuk menghabiskan kopi hangat yang aku hidangkan. Dari jiwanya terlantun kisah2 yang akan ia lakukan esok hari. Aku mendengarkan kisahnya dengan saksama, mencoba untuk mencerna tiap kata yang terucap. Posisi yang ia lakukan dulu, ketika gadis kecilnya berkisah tentang kedamaian untuk negrinya.
Dear friends.......
Baru aku temukan jawaban mengapa dulu dia tak pernah memberiku penjelasan tentang pertanyaan yang juga tak pernah kutanyakan. Bukan karena ia enggan menjawab. Tapi ia ingin aku mencari makna yang tersirat dari apa yang ia suruh aku lakukan. Tulisan tangan seorang gadis 10 tahun, yang belum pernah terasah, tak akan terpublikasi dengan gampang.Tapi bukan itu yang ingin ia tampilkan. Ia ingin gadis kecilnya kelak mempersembahkan pada dunia tentang makna kedamaian ....... tentang makna cinta kasih ....
Dan aku belum mampu untuk mempersembahkan itu pada dunia.....
Tanahnya masih basah, bukan karena siraman air hujan atau tetesan embun di pagi buta.... tapi oleh merahnya darah .....
Langitnya bahkan tak mengenal indahnya warna pelangi ........ tapi warna pekat, gelap ..... karena dusta dan kebencian menjadi pilihan hati jiwa .......
Dan aku masih melihat Ibu pertiwiku menangis di tiap sudut malam. Karena kini, bukan hanya dunia di seberang sana yang merasakan perih......tapi hati negri ini pun mulai terkoyak-koyak ......
Jika aku, yang 20 tahun lalu, berasa ........
Lalu apa yang akan menjadi dunia nyata bagi putraku kelak .........?

Untuk Ayahku.....
Yang telah memberiku selembar folio ......


0 komentar:

Posting Komentar

Yo Gabung my blog

 

Ip@t bLog Copyright © 2009 LKart Theme is Designed by Iwan Kurniawan,S.Si