Bersabdalah alam tentang arti persahabatan :
Manusia tak akan mengatakan pelangi itu indah jika yang hadir hanya sang merah. Lalu mengapa kuning dan hijau harus iri padanya ? Bahkan tanpa birunya langitpun, pelangi tak akan memberi makna utuh untuk kehadirannya.
Laksana lukisan tanpa pigura. Menjadi bisu, karena tak mampu berucap. Karena seribu katapun enggan dipilih untuk dirangkai mencari makna......
Laksana lukisan tanpa pigura. Menjadi bisu, karena tak mampu berucap. Karena seribu katapun enggan dipilih untuk dirangkai mencari makna......
Manusia tak akan sepakat untuk menjadikan rembulan sebagai dewi malam jika ia tak hadir dengan kemilau sinar nan bening di tengah langit pekat. Tapi pernahkah manusia tergeliitik untuk mengerling sejenak, bahwa sang dewi itu hadir dengan air mata kerap memanjat di kelopak matanya ? Dan tangis itu pun tertutup oleh jubah ribuan bintang yang berkerlip. Hanya karena para penghias malam itu ingin agar manusia tetap mencintai kehadiran malam ......
Kata dalam kamus sudah temaknakan dengan sempurna.
Tapi aku kerap mencari yang tersirat melalui jendela. Karena kehidupan yang sesungguhnya ada di luar sana.
Bergandengan tangan dengan teman di kala mungil, menghadirkan makna baru tentang arti seorang teman.
Bertukar kisah saat remaja, membuka mata hatiku bahwa aku tak ingin sendiri menatap dunia.
Menjadikan pundak mereka untuk menangis, menjadikan pelukan mereka selimut hangat dalam kedinginanku.
Hingga aku pun bersedia menjadi bejana indah untuk tumpahan air mata mereka.
Kala pelangi dan rembulan itu hadir ....
Ada bahasa indah tentang persahabatan.
Sungguh alam telah mengajarkan aku melalui gejalanya.
Hanya kadang aku yang enggan mengerling.
Hingga melupakan sejenak tentang arti kehadiran sahabat.
Dan goresan sederhana ini....
Aku persembahkan untuk semua sahabat di dunia .......
0 komentar:
Posting Komentar